Md Persis 125

Welcome to MD Persis 125 Salamanjah Official Blog

Selasa, 28 Februari 2012

Selamat dan Sukses Pentas Imtaq PAI tingkat SD se-Kec. Cangkuang

Selamat dan Sukses buat para santri Pesantren Persatuan Islam 125 Salamanjah tingkat Diniyyah Ula yang menjadi kontingen dari SD masing-masing dalam mengikuti Pentas Imtaq Pendidikan Agama Islam (PAI) tingkat SD se-Kecamatan Cangkuang yang diselenggarakan hari Rabu, 29 Februari 2012 di SDN Malakasari.

Sukses buat kalian:
1. Nida Nurul Asyrifah                  SDN Nagrak I
2. Ilhaq Haedarulloh                      SDN Nagrak I
3. Abhi Siloka Bhuana                  SDN Nagrak I
4. Isna Nafila Romadhoni              SDN Jatisari
5. Anggi Resti Fauzi                      SDN Jatisari
6. Diki Rahman R                         SDN Nagrak I
7. Damayanti Afiani                      SDN Gunungsari

Kamis, 16 Februari 2012

Diniyah; mau dibawa kemana????

Madrasah Diniyah; mau dibawa kemana??

“dan khawatirlah kalian ketika meninggalkan generasi yang lemah …”
Seiring dengan dicairkannya Dana Bantuan Sosial bagi Guru Diniyyah dari Pemerintah Kabupaten Bandung dua tahun terakhir ini, menyiratkan ‘aroma tidak sedap’ dan sarat kepentingan belaka yang menyebabkan Madrasah Diniyah menjadi korban dari tirani politik praktis di Kabupaten Bandung.
Madsarah Diniyyah pada awalnya didirikan untuk melahirkan generasi Agamis yang dapat mendukung tercapainya visi Kabupaten Bandung sebagai Kabupaten Agamis. Pendidikan di Diniyyah baik formal maupun non formal sesungguhnya sudah berjalan sebelum adanya dana Bansos tersebut, dilandasi keikhlasan dalam mengajar kebanyakan asatidz Diniyah adalah mereka orang tua yang cukup ‘berumur’, fenomena miris seperti ini mungkin sekarang sedikit ditemukan –walaupun kenyataannya banyak-. Akan tetapi ketika adanya Bansos, mendadak Diniyah Awaliah atau apapun namanya ‘menjamur’ layaknya jamur di musim hujan. Yang menjadi kekhawatiran adalah adanya kepentingan politik dibalik ‘kebaikan’ para aparat Pemerintah – walaupun bagi sebagian Diniyah merasa terbantu-. Sehingga keikhlasan dalam mengajarpun sedikit demi sedikit mulai luntur, hal ini dibuktikan dengan kenyataan ketika pencairan saling berlomba, akan tetapi ketika ada pembinaan kebanyakan pengelola dan asatidz enggan hadir –walaupun masih ada yang hadir-. Outputnya adalah lahirnya generasi matrealis yang hidupnya tergantung karena uang ataupun materi, padahal itu yang sangat dikhawatirkan oleh Rasulullah ketika kemuliaan seseorang itu dilihat dari kekayaan atau banyaknya materi, padahal kemuliaan seseorang itu dilihat dari banyaknya ia berbuat kebaikan karena Allah (Al-Hujurat: 13)
Terkontaminasinya pendidikan Diniyah dengan niatan-niatan komersil akan menjadikan pendidikan Diniyah ‘tidak dipercaya’ kembali oleh masyarakat, padahal dengan diterbitkannya PERDA Kab. Bandung tentang Pendidikan Diniyah adalah satu dari sekian banyak ‘amunisi’ untuk menjadikan Madrasah Diniyah sebagai pendidikan yang sejajar dengan pendidikan di Sekolah Dasar bukan dipandang sebagai pendidikan kelas dua.
Satu harapan adalah, para asatidz dan pengelola Madrasah Diniyah agar kembali menata niat agar pendidikan Diniyah ini berjalan bukan karena adanya bantuan apalagi ‘umur’ bantuan tersebut kabarnya tidak akan selamanya, kalaupun seterusnya kuota dan besaran bantuan akan semakin sedikit karena banyaknya Diniyah yang ‘tumbuh’. Ketika niat para pengelola dan Asatidz Diniyah ikhlash karena Allah subanahu wa ta’ala maka rizqi Allah yang mengatur. Percayalah! La Tahzan,…. Nahnu Narzuqukum,….
*) Coretan kecil Irfan Rofiq HR (Mudir MD Persis Salamanjah)